kamis, sep 26 13 kemarin aku main ke gramedia, iseng2 pas mau pulang aku tertarik baca buku dengan judul "bocah-bocah fenomenal" aku hanya baca kisah a long sorang bocah berumur 6 tahun yang hidup sendirian di hutan memasak dan bermain sendiri, tidak boleh berteman bahkan apabila ia sakit dokter tidak bersedia mengobatinya! dokter macam apa itu.? alasannya ialah karena a long positif HIV-aids, aku kasian kaena aku tau, dia tidak pernah meminta untuk dilahirkan dengan virus tersebut, dia tidak bersalah dalam kasus itu, kasian sekali dia, yang tabah ya dik ... "aldiwan hp"
kisah nyata ini terjadi pada tahun 2010 yang lalu, tentang seorang anak
bernama Ah Long yang hidup sendiri di sebuah desa di kaki bukit Gunung
Malu, Liuzhou di provinsi Guangxi, China. jauh dari pemukiman warga yang lain, hanya bisa jalan kaki menuju kesana, apabila hujan harus rela berkubang lumpur, Umurnya baru 6 tahun, kedua
orang tuanya telah meninggal dikarenakan mengidap penyakit AIDS
berturut-turut di tahun 2008 dan 2010. ia tidak pernah menangis,bahkan ketika ayahnya meninggal, hanya ada dia di samping jenazah ayahnya, karena lama tak keluar rumah ada seorang pekerja sosial yang menjenguknya, setelah sampai dirumah a long berkata " paman, ayahku sudah mati seperti ibuku kemarin" paman itu pun menangis, tapi a long hanya terdiam sambil terus memeluk jenazah ayahnya. saya membayangkan bagaimana kesedihan itu sudah menjadi sahabat karib a long, sayang melihat hati a long sudah hancur ber keping2 sehingga bagaimana pun kesedihan datang tak akan terasa, karenna hatinya sudah benar2 kebal untuk merasakan perih. [paman adalah sebutun orang china kepada seorang yang tua]
|
saya di tampar ketika membaca bagian ia memasak , reporter yang meliputnya berkata "berasmu terlalu banyak air, nasimu akan lembek" tapi lao hei tetap menjerang pancinya, tidak lama kemudian a long memotong sawi dengan tangannya, kemudian memasukan kedalam panci tanpa ada bumbu atau garam sedikit pun, maka jadilah bubur sawi, saya benar2 malu, kita kadangan ga selera makan yang tergolong mewah, kalo ibu kurang enak, maafkan saya bu. :( |
Orang-orang disekitarnya mengucilkannya
karena Ah Long diketahui dilahirkan dengan virus HIV yang mengalir di
darahnya. Ah Long harus menjaga dirinya sendiri karena kebanyakan orang
takut untuk mendekat. Satu-satunya sahabat sejatinya adalah anjingnya
yang selalu setia menemani disampingnya.
|
itu luka saat ia masak, ia dibawa ke dokter tapi dokter sialan itu tidak mau mengobatinya, kode etik macam apa yang itu, terpaksa ia hanya di belikan obat merah oleh seorang pekerja sosial |
Ia telah tinggal di rumah orang tuanya di sebuah desa di kaki bukit
Gunung Malu di Liuzhou, Provinsi Guangxi, Cina. Ah Long memiliki seorang
nenek berumur 84 tahun, yang secara berkala mengunjunginya dan sering
memasak untuknya. Neneknya juga menanam sayuran di dekat rumah untuk Ah
Long. tapi neneknya tidak mau hidup bersama a long karena khawatir dengan penyakit itu, tidak selalu neneknya mau memasak buat a long.
Karena kondisi penyakitnya, orang-orang disekitarnya tidak
menghiraukannya. Sekolah tidak mau menerimanya, bahkan para orangtua
murid sepakat akan mencelakainya apabila Ah Long muncul ke sekolah dan
bermain dengan anak-anak mereka. Dokter pun tidak ingin mengobati
luka-lukanya dan neneknya – satu-satunya anggota keluarganya – menolak
untuk tinggal bersamanya. Bahkan Departemen Kesejahteraan setempat
menolak untuk merawat anak itu. Yang menjadi pendampingnya hanyalah
seekor anjing yang bernama Lao Hei.
Parahnya, Ah Long menerima tunjangan
subsistensi bulanan dari biro sipil sebesar 70 yuan (sekitar 90 ribu
rupiah), yang tentu saja tidak cukup baginya.
|
jikala ada neneknya, neneknya pun tak mau tinggal bersamanya |
|
bayangkan dia harus mencari kayu bakar yang besar sendiri bahkan berkali dari berat tubuhnya |
|
kita pakai kompor aja malu, lihat lah a long.. |
|
selalu riang walau hanya bisa bermain sendirian |
|
bermain dengan lao hei dan sepeda pemberian orang dermawan |
|
andaikan aku dibolehkan sekolah aku akan lebih bahagia belajar |
|
ini hidupku, saksi perjuanganku, kadang pintu selalu terbuka 24 jam di rumah tak berjendela ini, karena anjingnya ingin keluar masuk di malam hari |
|
|
semoga kau tegar dik, tngah selalu mendo'akan mu |
|
|
bahaya dan matahari adalah dua hal yang sangat sering dia lihat |
|
ketika mendapat bantuan, tumpukan pasir d belakangnya |
|
jackie chan dulu juga nasibnya kurang lebih seperti kau dik, tapi kau lebih tragis lagii. |
|
jaga lao hei dik, hanya dia yang mau menerimamu, dia sahabatmu yang sesungguhnya, disaat orang-orang sangat tidak menyukaimu, . kadang anjing lebih bernurani dibanding manusia. |
sumber : http://aksesdunia.com & http://aidsalternative.wordpress.com
Sejak cerita Ah Long disorot oleh media,
anak itu telah menerima perhatian yang luar biasa dari masyarakat maupun
pemerintah di Cina. Awal bulan Desember 2010 lalu, rumah amal di kota
Liuzhou, di mana anak itu tinggal di desa kaki bukit dari Gunung Malu,
setuju untuk merawatnya. Pemerintah setempat juga akan memberikan biaya
hidup sebesar 1.200 yuan (sekitar 1,5 juta rupiah) setiap tahunnya pada
Ah Long dan neneknya.
Netizen yang peduli juga menyumbang
24.000 yuan (sekitar 30 juta rupiah)untuk membangun rumah baru untuk Ah
Long. Salah satu dari mereka, Zhang Fei, yang mengawasi konstruksi,
mengatakan bahwa rumah baru ini memiliki luas sekitar 60 meter persegi.
Rumah ini memiliki dua kamar tidur, ruang tamu, dapur, dan toilet.
Sekarang, ketika Ah Long telah
‘mengungsi’ ke rumah amal, nasib rumah lamanya tidak diketahui. Tetapi
kita gembira untuk mengetahui bahwa penderitaan Ah Long sebagai orang
buangan yatim piatu dan orang yang dikucilkan masyarakat akhirnya akan
segera berakhir. Sebuah esok yang lebih baik telah menanti!
setelah membaca buku ini, saya mengakui bahwa saya telah di kalahkan oleh anak yatim piatu, bocah penyakitan, bocah desa, bocah yang tidak bersekolah. tidak.tidak! tidak hanya saya, tapii kita semua dikalahkan oleh " a long" . kita terlalu mudah mengeluh, kurang pandai bersyukur, saya tidak bermaksud untuk sok nasehatin, semoga saja tulisan ini, membuat kita lebih baik lagi, bagi rekan-rekan yang punya rezeki lebih ingat ada hak orang lain di dalamnya.
referensi buku "bocah-bocah fenomenal"
1 komentar:
nice gan !
Posting Komentar